Selamat Datang Di Insanak Kitte Blog. Terima Kasih Atas Kunjungannya

Selasa, 18 Desember 2012

AIR INI HANYA KHUSUS UNTUK INSINYUR !!!

Ini sebuah kisah nyata inspiratif, memiliki cara berpikir positif atas segala hal sehingga menghasilkan "buah" yang manis di kemudian hari.

Foto ilustrasi (tniedcnie.blogspot.com)

 Di sebuah perusahaan pertambangan minyak di Arab Saudi, di akhir tahun40-an....

Seorang pegawai rendahan, remaja lokal asli Saudi, kehausan dan bergegas mencari air untuk menyiram tenggorokannya kering. Ia begitu gembira ketika melihat air dingin yang tampak didepannya dan bersegera mengisi air dingin ke dalam gelas.

Belum sempat ia minum, tangannya terhenti oleh sebuah hardikan: "Hei, kamu tidak boleh minum air ini. Kamu cuma pekerja rendahan. Air ini hanya khusus untuk insinyur" Suara itu berasal dari mulut seorang insinyur Amerika yang bekerja di perusahaan tersebut.

Remaja itu akhirnya hanya terdiam menahan haus. Ia tahu ia hanya anak miskin lulusan sekolah dasar. Kalaupun ada pendidikan yang dibanggakan, ia lulusan lembaga Tahfidz Quran, tapi keahlian itu tidak ada harganya di perusahaan minyak yang saat itu masih dikendalikan oleh manajeman Amerika.

Hardikan itu selalu terngiang di kepalanya. Ia lalu bertanya-tanya: Kenapa ini terjadi padaku? Kenapa segelas air saja dilarang untuk ku? Apakah karena aku pekerja rendahan,sedangkan mereka insinyur ? Apakah kalau aku jadi insinyur aku bisa minum? Apakah aku bisa jadi insinyur seperti mereka?

Pertanyaan ini selalu tengiang-ngiang dalam dirinya. Kejadian ini akhirnya menjadi momentum baginya untuk membangkitkan "SIKAP POSITIF" . Muncul komitmen dalam dirinya. Remaja miskin itu lalu bekerja keras siang hari dan melanjutkan sekolah malam hari. Hampir setiap hari ia kurang tidur untuk mengejar ketertinggalannya.

Tidak jarang olok-olok dari teman pun diterimanya. Buah kerja kerasnya menggapai hasil. Ia akhirnya bisa lulus SMA. Kerja kerasnya membuat perusahaan memberi kesempatan padanya untuk mendalami ilmu. Ia dikirim ke Amerika mengambil kuliah S1 bidang teknik dan master bidang geologi. Pemuda ini lulus dengan hasil memuaskan. Selanjutnya ia pulang kenegerinya dan bekerja sebagai insinyur.

Kini ia sudah menaklukkan ”rasa sakit”nya, kembali sebagai insinyur dan bisa minum air yang dulu dilarang baginya. Apakah sampai di situ saja. Tidak, karirnya melesat terus. Ia sudah terlatih bekerja keras dan mengejar ketinggalan, dalam pekerjaan pun karirnya menyusul yang lain. Karirnya melonjak dari kepala bagian, kepala cabang, manajer umum sampai akhirnya ia menjabat sebagai wakil direktur, sebuah jabatan tertinggi yang bisa dicapai oleh orang lokal saat itu.

Ada kejadian menarik ketika ia menjabat wakil direktur. Insinyur Amerika yang dulu pernah mengusirnya, kini justru jadi bawahannya. Suatu hari insinyur tersebut datang menghadap karena ingin minta izin libur dan berkata; "Aku ingin mengajukan izin liburan. Aku berharap Anda tidak mengaitkan kejadian air di masa lalu dengan pekerjaan resmi ini. Aku berharap Anda tidak membalas dendam, atas kekasaran dan keburukan perilakuku di masa lalu"

Apa jawab sang wakil direktur mantan pekerja rendahan ini: "Aku ingin berterimakasih padamu dari lubuk hatiku paling dalam karena kau melarang aku minum saat itu. Ya dulu aku benci padamu. Tapi, setelah izin Allah, kamu lah sebab kesuksesanku hingga aku meraih sukses ini."

Kini sikap positfnya sudah membuahkan hasil, lalu apakah ceritanya sampai di sini?

Tidak. Akhirnya mantan pegawai rendahan ini menempati jabatan tertinggi di perusahaan tersebut. Ia menjadi Presiden Direktur pertama yang berasal dari bangsa Arab.

Tahukan kamu apa perusahaan yang dipimpinnya? Perusahaan itu adalah Aramco (Arabian American Oil Company) perusahaan minyak terbesar di dunia. Ditangannya perusahaan ini semakin membesar dan kepemilikan Arab Saudi semakin dominan. Kini perusahaaan ini menghasilakn 3.4 juta barrels (540,000,000 m3) dan mengendalikan lebih dari 100 ladang migas di Saudi Arabia dengan total cadangan 264 miliar barrels (4.20×1010 m3) minyak dan 253 triliun cadangan gas.



Atas prestasinya Ia ditunjuk Raja Arab Saudi untuk menjabat sebagai Menteri Perminyakan dan Mineral yang mempunyai pengaruh sangat besar terhadap dunia.

Ini adalah kisah Ali bin Ibrahim Al-Naimi yang sejak tahun 1995 sampai tahun 2011 menjabat Menteri Perminyakan dan Mineral Arab Saudi.
Terbayangkah, hanya dengan mengembangkan hinaan menjadi hal yang positif, isu air segelas di masa lalu membentuknya menjadi salah seorang penguasa minyak yang paling berpengaruh di seluruh dunia.

Minggu, 11 November 2012

SEJARAH KESULTANAN SAMBAS

Istana Alwazikhoebillah

Sejarah
Sumber yang digunakan oleh kaum sejarawan untuk melacak riwayat Kesultanan Sambas di Kalimantan Barat adalah dua kitab sastra bercorak sejarah, yaitu Asal Raja-Raja Sambas dan Salsilah Kerajaan Sambas. Naskah Asal Raja-Raja Sambas diperkirakan telah berusia ratusan tahun tetapi belum diketahui data yang lebih jelas mengenai asal-usul naskah yang ditulis dengan aksara Arab-Melayu ini, baik siapa penulisnya, judul aslinya, maupun waktu dan tempat penulisannya (Pabali H. Musa, 2003:50).
Kesultanan Sambas memiliki riwayat panjang dan berkaitan dengan sejarah sejumlah kerajaan lain, seperti Kesultanan Brunei Darussalam, Johor, Serawak, Sukadana dan Kerajaan Hindu Ratu Sepudak, bahkan juga dengan Kerajaan Majapahit di Jawa. Secara garis besar, riwayat Kesultanan Sambas terbagi atas dua periode, yakni pada masa Hindu dan Islam, selain juga pada masa kolonial dan pascakemerdekaan Indonesia.
 a. Kerajaan Sambas Tua pada Masa Hindu
Kesultanan Sambas sebenarnya merupakan kelanjutan dari Kerajaan Hindu Ratu Sepudak atau Kerajaan Sambas Tua. Kerajaan ini berada di bawah pengaruh Kesultanan Johor. Pada waktu itu, Kesultanan Johor sedang menapak zaman keemasannya di mana kerajaan ini memiliki daerah taklukan yang luas dan mulai menyaingi kebesaran Kerajaan Majapahit di Jawa (Musa, 2003:1).
Hegemoni Kesultanan Johor terhadap kerajaan-kerajaan lain, termasuk sebagai penyaing Mahapahit terlihat jelas karena sebelumnya Kerajaan Sambas Tua merupakan wilayah taklukan Majapahit pada era pemerintahan Raja Hayam Wuruk (1351-1389 Masehi) dan Mahapatih Gajah Mada. Hal ini tercatat dalam kitab Negarakrtagama karya Mpu Prapanca yang ditulis pada tahun 1365 M (Yudithia Ratih, tt:62).
Ekspedisi Pamalayu Majapahit pada abad ke-14 M sangat berperan terhadap berdirinya Kerajaan Sambas Tua yang diawali oleh pemerintahan yang dipimpin Raden Janur dengan pusat pemerintahan di daerah bernama Paloh. Asal-muasal berdirinya pemerintahan di Paloh bermula dari kedatangan orang-orang dari Majapahit di bawah pimpinan Raden Janur pada sekitar tahun 1364 M. Setelah beberapa saat berinteraksi dengan warga lokal, mereka mendirikan pemerintahan baru dengan Raden Janur sebagai rajanya (Ratih, tt:62).
Pemerintahan di Paloh mengalami pergeseran kepemimpinan karena raja yang memimpin bukan lagi keturunan Majapahit. Hal itu terjadi karena Raden Janur tidak memiliki keturunan dan mengangkat anak bernama Tang Nunggal. Raja Tang Nunggal, yang dikenal sebagai sosok yang kejam, menimbulkan kegelisahan dari Majapahit selaku kerajaan yang membawahi Paloh. Oleh karena itu, sepeninggal Tang Nunggal, kendali pemerintahan di Paloh kembali diambil-alih Majapahit (Ratih, tt:62).
Pada pertengahan abad ke-15, pemerintahan di Paloh dipindahkan ke Kota Lama, Benua Bantanan-Tempapan, berjarak 36 kilometer ke arah barat Kota Sambas sekarang. Pada tahun 1550 M, pemerintahan di Kota Lama dipimpin oleh Ratu Sepudak dan kemudian dikenal dengan nama Kerajaan Hindu Ratu Sepudak atau Kerajaan Sambas Tua. Ratu Sepudak didampingi saudaranya bernama Timbung Paseban (Ratih, tt:62).
Seiring berkembangnya Islam di nusantara, pada tahun 1570 M, pengaruh Majapahit atas Kerajaan Sambas Tua mulai melemah. Di sisi lain, Kesultanan Johor di Semenanjung Malaka justru sedang menapak masa kejayaan, termasuk berambisi untuk menguasai kerajaan-kerajaan taklukan Majapahit di Sumatra dan Kalimantan, hingga pada akhirnya Johor berhasil menguasai Kerajaan Sambas Tua. 
b. Berdirinya Kesultanan Sambas Islam
Pengaruh Islam yang masuk ke Kerajaan Sambas Tua sebenarnya datang dari Kesultanan Brunei Darussalam yang dipimpin Sultan Abdul Majid Hasan 1402 – 1408 M). Sultan ini tidak memiliki anak sehingga ketika beliau wafat pada tahun 1408 M, tahta kesultanan dilimpahkan kepada adik iparnya, bernama Ong Sum Pin, seorang muallaf keturunan Cina. Ong Sum Pin adalah suami dari Putri Ratna Dewi, adik kandung almarhum Sultan Abdul Majid Hasan. Setelah dinobatkan menjadi sultan, Ong Sum Pin menyandang gelar Sultan Ahmad (1408 – 1425 M) (Urai Riza Fahmi [ed.], 2003:2).  
Pasangan Sultan Ahmad dan Putri Ratna Dewi dikaruniai seorang anak perempuan bernama Putri Ratna Kesuma yang kemudian dikawinkan dengan seorang bangsawan Arab yang baru datang dari Mekah bernama Syarif Ali bin Hasan bin Abi Anami bin Barkat Pancaran Amir Hasan. Konon, Syarif Ali masih keturunan langsung dari Nabi Muhammad. Pada tahun 1425 M, Syarif Ali ditabalkan sebagai Sultan Brunei Darussalam dengan gelar Sultan Barkat (1425 – 1432 M) menggantikan ayah mertuanya, yaitu Sultan Ahmad (Fahmi [ed.], 2003:2).
Selanjutnya, para pemimpin Kesultanan Brunei Darussalam pengganti Sultan Barkat secara berturut-turut antara lain: Sultan Sulaiman (1432 – 1485 M), Sultan Bolqiah (1485 – 1524 M), Sultan Abdul Kahar (1524 – 1530 M), Sultan Saiful Rijal (1530 – 1581 M), hingga Sultan Syah Brunei (1581 – 1582 M). Karena Sultan Syah Brunei tidak memiliki anak, maka kemudian yang dinobatkan sebagai sultan adalah adiknya bernama Pangeran Muhammad Hasan dengan gelar Sultan Muhammad Hasan (1582 – 1598 M). Sedangkan adik bungsu almarhum Sultan Syah Brunei, Pangeran Muhammad, diangkat sebagai bendahara kerajaan (Fahmi [ed.], 2003:2-3).
Sultan Muhammad Hasan mempunyai tiga orang putra, yaitu Pangeran Abdul Jalilul Akbar, Pangeran Muhammad Ali, dan Pangeran Raja Tengah. Menurut Urai Riza Fahmi (2003), Pangeran Raja Tengah inilah yang kelak menurunkan para penguasa Kesultanan Sambas Islam (Fahmi [ed.], 2003:3). Pada abad ke-16 itu, Pangeran Raja Tengah terkenal sebagai panglima perang yang telah menaklukan banyak negeri di bawah kuasa Kesultanan Brunei Darussalam. Atas jasa-jasanya itu, Pangeran Raja Tengah dipercaya untuk memimpin Serawak. Setelah dinobatkan sebagai Sultan Serawak pada tahun 1599 M, Pangeran Raja Tengah menyandang gelar Sultan Ibrahim Ali Omar Syah atau sering juga disebut sebagai Sultan Tengah (Mawardi Rivai, tt:2-4).
Pada waktu itu, Kesultanan Brunei Darussalam berhubungan erat dengan Kesultanan Johor, terutama melalui ikatan perkawinan, termasuk bibi Sultan Tengah sendiri yang menjadi permaisuri Sultan Abdul Jalil, Sultan Johor yang bertahta antara tahun 1570 – 1571 M. Pada suatu ketika, dalam perjalanan pulang dari Johor ke Serawak, kapal yang ditumpangi rombongan Sultan Tengah dihantam badai sehingga terdampar di wilayah Kerajaan Sukadana di Kalimantan Barat. Kerajaan Sukadana pada masa itu masih menganut agama Hindu dengan rajanya yang bernama Raja Giri Mustika. Kedatangan Sultan Tengah disambut dengan suka-cita oleh Kerajaan Sukadana yang memang berminat menjalin hubungan baik dengan Sultan Tengah yang terkenal pemberani itu.
Atas perantara seorang ahli agama Islam bernama Syeh Syamsudin yang baru saja kembali dari Mekah, Sultan Tengah mengislamkan Raja Giri Mustika beserta sebagian besar rakyat Sukadana. Bahkan, Raja Giri Mustika berkenan menikahkan Sultan Tengah dengan adiknya yang bernama Ratu Surya Kesuma. Pernikahan ini dianugerahi tiga orang putra dan dua orang putri, yaitu masing-masing bernama Raden Sulaiman, Raden Badarudin, Raden Abdul Wahab, Raden Rasymi Putri, dan Raden Ratnawati (Ratih, tt:63).
Dari bibinya yang menjadi permaisuri Sultan Johor, Sultan Tengah sering mendengar tentang Kerajaan Sambas Tua. Kerajaan Sambas Tua ketika itu memang masih berada di bawah kekuasaan Kesultanan Johor. Saat di Sukadana inilah Sultan Tengah semakin tertarik untuk mengunjungi Kerajaan Sambas Tua. Maka berangkatlah rombongan Sultan Tengah ke Kerajaan Sambas Tua yang terletak di Kota Lama, Benua Bantanan-Tempapan.
Di Kota Lama, rombongan Sultan Tengah disambut hangat oleh Ratu Sepudak. Pemimpin Kerajaan Sambas Tua ini mempunyai dua anak perempuan. Putri yang pertama bernama Raden Mas Ayu Anom dinikahkan dengan Pangeran Prabu Kencana yang tidak lain adalah keponakan Ratu Sepudak sendiri. Sedangkan putri Ratu Sepudak yang kedua bernama Raden Mas Ayu Bungsu. Sultan Tengah sendiri kemudian mendirikan permukiman di Kota Bangun, yang terletak tidak jauh dari Kota Lama, pusat pemerintahan Kerajaan Sambas Tua. Pembangunan permukiman ini atas persetujuan Ratu Sepundak.
Akan tetapi, belum seberapa lama Sultan Tengah bermukim di Sambas, Ratu Sepudak wafat. Sebagai penggantinya, maka diangkat Pangeran Prabu Kencana dengan gelar Ratu Anom Kesuma Yuda. Sementara itu, putri kedua almarhum Ratu Sepudak, Raden Mas Ayu Bungsu, dinikahkan dengan putra sulung Sultan Tengah, yakni Raden Sulaiman. Pernikahan Raden Sulaiman dengan Raden Mas Ayu Bungsu dikaruniai seorang putra dan dua orang putri yang masing-masing bernama Raden Bima, Raden Ratna Dewi, dan Raden Ratna  (Fahmi [ed.], 2003:5).
Tidak lama setelah kelahiran Raden Bima, yaitu pada tahun 1055 Hijriah, Sultan Tengah memutuskan kembali ke Kesultanan Serawak yang telah lama ia tinggalkan. Sementara itu, Raden Sulaiman tetap tinggal di Kerajaan Sambas Tua dan diangkat sebagai patih/menteri pertahanan dan keamanan yang dibantu oleh tiga orang pejabat, yakni Kiai Dipa Sari, Kiai Dipa Negara, dan Kiai Setia Bakti (Musa, 2003:1).
Pada perkembangan selanjutnya, terjadi perselisihan antara Raden Sulaiman dengan Pangeran Mangkurat, keponakan almarhum Ratu Sepudak. Pangeran Mangkurat merasa Ratu Anom Kesuma Yuda lebih dekat kepada Raden Sulaiman daripada dirinya yang notabene adalah orang asli kerajaan. Perseteruan itu semakin membesar ketika Kiai Setia Bakti, salah seorang abdi setia Raden Sulaiman, ditemukan tewas terbunuh yang ternyata pelakunya adalah orang-orang suruhan Pangeran Mangkurat.
Untuk menghindarkan konflik internal, Raden Sulaiman menyingkir ke Kota Bangun, tempat Sultan Tengah mendirikan perkampungan ketika pertama kali tiba di Kerajaan Sambas Tua. Kabar bahwa Raden Sulaiman keluar dari Kota Lama didengar oleh beberapa petinggi negeri yang masih menjadi bagian dari kekuasaan Kerajaan Sambas Tua, antara lain petinggi Nagur, Bantilan, dan Segerunding yang kemudian mengajak Raden Sulaiman pindah ke simpang Sungai Subah dan mendirikan negeri di Kota Bandir (Fahmi [ed.], 2003:6). Tiga tahun berselang, Raden Sulaiman pindah ke simpang Sungai Teberau di Lubuk Madung, dan kemudian pindah lagi ke muara tiga sungai (Sungai Subah, Sungai Teberau, dan Sungai Sambas Kecil), di Muara Ulakan (Fahmi [ed.], 2003:6).
Di Muara Ulakan, Raden Sulaiman dinobatkan sebagai Sultan Sambas dengan gelar Sultan Muhammad Syafiuddin I. Sementara dua adik laki-laki Raden Sulaiman, yaitu Raden Baharudin dan Raden Abdul Wahab, masing-masing diangkat sebagai Pangeran Bendahara Sri Maharaja dan Pangeran Tumenggung Jaya Kesuma (Fahmi [ed.], 2003:6). Dengan demikian, Kesultanan Sambas resmi berdiri di Muara Ulakan, berdampingan dengan Kerajaan Sambas Tua di Kota Lama. Di Muara Ulakan inilah Raden Sulaiman membangun Istana Alwazikhoebillah.

*Untuk lebih lengkapnya baca disini

BUBUR SAMBAS MENYEMARAKKAN KULINER NUSANTARA

Jalan- jalan ke Nusantara, kemudian singgah ke Kalimantan barat, rugi kalau tak menyantap kuliner ini. Nusantara yang sudah terkenal kaya akan berbagai jenis kuliner, juga mempunyai ratusan jenis bubur. Bubur yang Satu adalah unik dikenal dengan nama Bubur Pedas atau Bubur Sambas menambah semarak kuliner nusantara. Bubur ini diklaim sebagai makanan asli dari Kerajaan Melayu Sambas Kalimantan Barat. 

Membuat bubbor padas diperlukan kepiawaian khusus. Sebab cara memasaknya agak rumit, selain bumbu dan bahan- bahannya beragam, prosesnya juga memakan waktu 1 sampai 2 jam. Sebelum mencoba untuk memasaknya sebaiknya tanyakan dulu kepada warga Sambas yang ahli memasak Bubbor Paddas. 

Mengapa disebut Bubbor Paddas? Dalam bahasa daerah asalnya Melayu Sambas "Bubbor Paddas" berarti Bubur Pedas. Nama yang mungkin terdengar aneh. Bagaimana tidak, begitu kita memakannya bubur ini tidak terasa pedas sedikitpun jika tidak diberi sambal di dalamnya. Hanya rasanya gurih dan segar dengan bahan- bahan dan bumbu yang telah menyatu. Tak lengkap rasanya bila ke Kalimantan Barat tidak menyantap Bubur Pedas. 

Sabtu, 18 Februari 2012

BENARKAH TUHAN ITU TIDAK ADA?

Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut dan merapikan brewoknya.

Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat.

Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang Tuhan.

Si tukang cukur bilang,”Saya tidak percaya Tuhan itu ada”. “Kenapa kamu berkata begitu ?” timpal si konsumen. “Begini, coba Anda perhatikan di depan sana , di jalanan… untuk menyadari bahwa Tuhan itu tidak ada. Katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada, Adakah yang sakit?, Adakah anak terlantar? Jika Tuhan ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan. Saya tidak dapat membayangkan Tuhan Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi.”

Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena dia tidak ingin memulai adu pendapat.

Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.

Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar (mlungker-mlungker- istilah jawa-nya), kotor dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.

Si konsumen balik ke tempat tukang cukur dan berkata, “Kamu tahu, sebenarnya TIDAK ADA TUKANG CUKUR.”

Si tukang cukur tidak terima,” Kamu kok bisa bilang begitu ?”. “Saya disini dan saya tukang cukur. Dan barusan saya mencukurmu!”

“Tidak!” elak si konsumen. “Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana”, si konsumen menambahkan.

“Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!”, sanggah si tukang cukur. ” Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak datang ke saya”, jawab si tukang cukur membela diri.

“Cocok!” kata si konsumen menyetujui. “Itulah point utama-nya!. Sama dengan Tuhan, TUHAN ITU JUGA ADA ! Tapi apa yang terjadi… orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU MENCARI-NYA. Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini.”

Sumber: Kumpulberita.com

Selasa, 31 Januari 2012

KERAMAT BURUNG, TEMPAT WISATA YANG TERLUPAKAN


Kabupaten Sambas, memiliki potensi yang cukup dibidang pariwisata, baik itu wisata alam, wisata pantai, wisata bahari, dan wisata sejarah.Dari sekian banyak tempat yang ada, hanya segelintir saja yang diketahui dan dikelola ala kadarnya.Memang begitulah kenyataannya, kita ambil contoh seperti Pantai Selimpai di Kecamatan Paloh, Pantai Sera'i di Kecamatan Jawai, Danau Sebedang di Kecamatan Sebawi, Pantai Polaria di Kecamatan Selakau, Riam Merasap di Kecamatan Sajingan Besar, serta beberapa tempat lain yang mungkin tidak disebutkan diatas.Kalau dilihat kondisi daerah tersebut, tidak satupun memiliki managemen dan sistem pengelolaan yang baik, dan terkesan asal-asalan, baik itu dari sarana transportasi, sanitasi, keamanan dan lain-lain, yang sudah pasti berakibat kurang diminati oleh pecinta wisata, baik dari daerah sekitar, maupun dari daerah lainnya.
Keadaan tersebut diperparah dengan kurang perdulinya instansi pemerintah terhadap potensi yang ada, mereka bekerja sesuai kavling masing-masing, tidak perduli dengan bidang mereka apakah menyentuh atau tidak.Kalau dibandingkan dengan Pemkot Singkawang, memang sangat jauh berbeda, justru pariwisatalah yang menjadi ikon kota tersebut, sehingga bisa dihitung hampir seluruh warga Kalbar kesana dan menjadi sumber PAD yang besar bagi pemerintahannya.

Cukup dengan opini tersebut diatas, kita kembali ke Kecamatan Sambas, yang diketahui hanya memiliki wisata sejarah tersebut.Hampir semua orang tahu kalau kota Sambas memiliki Keraton Sambas sebagai tempat wisata sejarah yang sangat potensial jika dikelola dengan baik, namun tidak jauh dari kota Sambas juga memiliki satu tempat wisata sejarah yang masih belum tersentuh oleh pembangunan sama sekali.
Nama tempat tersebut adalah KERAMAT BURUNG, berada di Desa Gapura, Dusun Segarau Kecamatan Sambas.Untuk lokasi tersebut cukup terpencil, sedangkan jalur transportasi yang bisa ditembus untuk menuju ke tempat tersebut hanya melalui Desa Kartiasa atau melalui Kecamatan Sebawi.

Keramat Burung hanyalah sebuah telaga kecil berukuran 60 cm X 60 cm dengan kedalaman 60 cm juga, yang menyebabkan tempat tersebut dikeramatkan adalah cara penemuannya dan rasa airnya yang asin.Sehingga sekarang tempat tersebut dijaga oleh keturunan penemu tempat tersebut.Asal muasal ditemukannya tempat tersebut terdiri dari dua versi, versi pertama diceritakan langsung oleh pelaku sejarah tersebut, yang merupakan adik dari pemilik tanah lokasi Keramat tersebut ditemukan, sedangkan versi ke dua diceritakan langsung oleh anak dari pemilik tanah tempat keramat tersebut berada.
Berikut ceritanya berdasarkan versi mereka;

VERSI SATU:
Tempat tersebut ditemukan pada tahun 1961, ketika itu setiap masyarakat diperkenankan memiliki lahan seluas mungkin dengan cara membuka hutan seluas mungkin semampu kita, dan cara tersebut merupakan salah satu aturan non baku yang berlaku di daerah Sambas.Begitu memperluas lahan dengan cara menebang hutan dan membakar, tiba-tiba sekelompok burung yang tidak diketahui jenisnya terbang turun dilokasi tanah garapan si abang.Burung-burung itu mematuk-matuk tanah tempat mereka turun, lalu dari tanah tersebut mengeluarkan air.Begitu melihat gelagat yang kurang baik, dan kebetulan hari sudah mulai sore, kedua beradik itu memutuskan untuk pulang.

Begitu pulang mereka menceritakan kejadian tersebut kepada keluarga mereka, ditanggapi dingin, jadi mereka menganggapnya sekedar cerita biasa.Namun, begitu mereka istirahat dan tidur, si abang mendapat mimpi yang aneh, seorang kakek-kakek berpesan kepadanya untuk tidak mengganggu lahan yang ditemukan oleh burung tersebut.Begitu tersadar dari mimpinya, si abang sempat bingung dan memikirkan alamat apa sebenarnya yang terjadi.Namun, begitu pagi menjelang, keadaan si abang kurang sehat, dia terkena demam.Si adik dan ayahnya tetap melanjutkan kerja memperluas lahan garapan tadi, dan tanpa disengaja membakar lahan tersebut.

Begitu pulang ke rumah, si abang bertambah keras sakitnya, didalam sakitnya tersebut, dia sering meracau-racau seperti orang gila, setiap pembicaraannya tidak masuk akal.Upaya penyembuhan sudah dilakukan, berbagai macam obat diberikan, tetapi hari-harinya bertambah buruk saja.Kemudian dipanggilkan seorang paranormal untuk melihat penyakitnya tersebut.
Berdasarkan analisa paranormal, dia sudah terkena "Gane", jadi harus segera disembuhkan, namun sang paranormal tidak mampu untuk menyembuhkannya.

Didalam tidur sang adik, dia bermimpi bahwa kalau ingin menyembuhkan abangnya, si abang harus dibawa ke tempat dia terkena "gane" tersebut, nanti ditempat itu akan keluar air, yang bisa digunakan untuk penawar penyakitnya dan dimandikan sekaligus untuk menyadarkannya.Begitu dia terbangun dan mendapat alamat tersebut, sesegera mungkin mereka membawa abangnya kelokasi itu, dan membuat telaga dari lopakan air yang ditemukan burung itu.Begitu tiba, mereka segera membuat parit mengelilingi abangnya itu, lalu mengambil air lopakan itu untuk diminumkan dan dimandikan kepada si abang.si abang teriak-teriak seperti bukan layaknya seorang manusia, namun lama kelamaan si abang bisa tenang dan tertidur, begitu sudah tenang, lalu mereka membawanya pulang kerumah untuk diistirahatkan, alhamdulillah dalam tiga hari si abang sembuh dan bisa bicara kembali.

Dari kejadian itulah, maka mereka membersihkan tempat tersebut dan menjaganya sebagai tempat keramat sesuai dengan pesan kakek-kakek didalam mimpi si abang selama dia sakit.Berdasarkan penuturan mereka, bahwa tempat tersebut sebenarnya masih dimiliki oleh penghuni kerajaan Sambas.
VERSI DUA:
Kejadian diperkirakan tahun 1960an, tidak tahu pasti kapan tepatnya.Pada zaman itu, masyarakat yang ingin membuka lahan diperkenankan membuka seluas-luasnya dengan syarat menggunakan tenaga mereka sendiri, dan hal itu merupakan aturan tidak tertulis yang berlaku di Sambas.Ketika membuka lahan tersebut, si Bapak dan paman menggunakan cara tradisional, yaitu menebang semua pohon kemudian membakarnya, namun belum sempat dibakar oleh si Bapak, tiba-tiba ada sekelompok burung turun di tanah yang baru mereka garap.Mereka berkumpul disitu dan mematuk-matuk tanah disitu sehingga mengeluarkan air, melihat gelagat kurang baik, dan kebetulan sudah sore, si Bapak dan Paman pulang.

Cerita tersebut disampaikan ke keluarga, namun ditanggapi biasa-biasa saja.Keesokan harinya, mereka kembali bekerja, namun tetap saja burung-burung itu tidak mau beranjak dari lokasi genangan air itu, merasa ada yang aneh, mereka kembali kerumah dan menceritakan hal tersebut kembali.Akhirnya cerita tersebut menyebar dari mulut ke mulut dan sampai di telinga seorang paranormal yang Desanya berada tidak jauh dari tempat tersebut, yaitu Desa Sui Puguk.
Sang paranormal datang kerumah abang dan adik, menceritakan bahwa tempat tersebut memiliki unsur ghaib, dan menurutnya lagi, kalau airnya itu ingin dirasanya sendiri, karena menurut peninjauan mata ghaibnya, airnya itu lain dari yang lain.

Keesokan harinya mereka berangkat bersama-sama menuju lokasi, begitu sampai, dan didekati, lalu sang paranormal mengambil air dan merasakan rasanya, dan benar saja, ternyata airnya asin.Berita tersebut menyebar semakin luas dari mulut kemulut, masyarakat berbondong-bondong ingin menyaksikannya sendiri dan mengambil berkah dari air tersebut.Setiap masyarakat yang berkunjung mengambil air tersebut menggunakan tempurung, karena saking ramainya, secara tidak sengaja air yang tadinya hanya sekedar lopakan kini menjadi telaga karena air dan tanahnya ikut-ikutan terkeruk oleh masyarakat yang mengambil air.

Berdasarkan dari kedua cerita tersebut diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa air tersebut ditemukan oleh sekelompok burungdan rasa airnya asin, karena ditemukan oleh burung, maka tempat tersebut diberi nama KERAMAT BURUNG.

Semoga dengan publikasi ini bisa membuka mata kita akan keberadaan tempat wisata sejarah selain yang sudah ada.Sekedar himbauan, jika ingin ke tempat ini, disarankan untuk memperhatikan hal-hal yang berkaitan, apakah percaya atau tidak, terserah.

Sumber: Disini

Kamis, 29 Desember 2011

Tuhan, maaf kami sedang sibuk...

Tulisan ini menceritakan tentang sebuah doa dari seseorang kepada Tuhannya. Namun doa ini cukup aneh menurut saya tapi memiliki pesan yang mendalam jika direnungkan, saya tidak tahu pasti maksud dari sang penulis doa, apakah ini benar-benar sebuah doa atau hanya sebuah sindiran halus kepada orang-orang yang yang telah melupakan Tuhannya karna kesibukan duniawi.Oke tanpa berpanjang lebar lagi lansung saja cek tulisan dibawah ini.

Tuhan harap maklumi kami, manusia-manusia yang begitu banyak kegiatan. Kami benar-benar sibuk sehinga kami amat kesulitan menyempatkan waktu untukMu. Tuhan kami sangat sibuk jangankan berjamaah, bahkan munfarid pun kami tunda-tunda, jangankan rawatib, zikir, berdoa, tahajud, bahkan kewajibanMu yang lima waktu saja sudah memberatkan kami, jangankan puasa senin kamis, jangankan ayyaamul baith, jangankan puasa nabi Daud, bahkan puasa Ramadhan saja kami sering mengeluh. Tuhan maafkan kami, kebutuhan kami didunia ini sangatlah banyak, sehingga kami sangat kesulitan menyisahkan sebagian harta untuk bekal kalam abadiMu, jangankan sedekah jangankan jariah, bahkan mengeluarkan zakat yang wajib saja sering kali terlupa. Tuhan, urusan-urusan dunia kami masih amatlah banyak, jadwal kami masih amatlah padat, kami amat kesulitan menyempatkan waktu untuk mencari bekal menghadapMu, kami masih belum bisa meluangkan waktu untuk khusuk dalam ruku, mensyukuri sujud, menangis, mengiba, berdoa, dan mendekatkan jiwa sedekat mugkin deganMu. Tuhan, tolong jangan dulu Egkau menyuruh izrail untuk mengambil nyawa kami, karna kami masih terlalu sibuk...

Sumber: Gustavo