Cekidot................
Senin, 21 November 2011
STATUS LUCU DI FACEBOOK TENTANG SEPAK BOLA
Cekidot................
Jumat, 11 November 2011
PIDATO ANAK 12 TAHUN YANG MEMBUNGKAM PARA PEMIMPIN DUNIA
Inilah isi pidato tersebut: (Sumber: The Collage Foundation)
Kehilangan masa depan tidaklah sama seperti kalah dalam pemilihan umum atau rugi dalam pasar saham. Saya berada disini untuk berbicara bagi semua generasi yang akan datang. Saya berada disini mewakili anak-anak yang kelaparan di seluruh dunia yang tangisannya tidak lagi terdengar. Saya berada disini untuk berbicara bagi binatang-binatang yang sekarat yang tidak terhitung jumlahnya diseluruh planet ini karena kehilangan habitatnya. Kami tidak boleh tidak di dengar.
Dalam hidup saya, saya memiliki mimpi untuk melihat kumpulan besar binatang-binatang liar, hutan rimba dan hutan tropis yang penuh dengan burung dan kupu-kupu. Tetapi sekarang saya tidak tahu apakah hal-hal tersebut bahkan masih ada untuk dilihat oleh anak saya nantinya. Apakah anda sekalian harus khawatir terhadap masalah-masalah kecil ini ketika anda sekalian masih berusia sama serperti saya sekarang?
Semua ini terjadi di hadapan kita dan walaupun begitu kita masih tetap bersikap bagaikan kita masih memiliki banyak waktu dan semua pemecahannya. Saya hanyalah seorang anak kecil dan saya tidak memiliki semua pemecahannya. Tetapi saya ingin anda sekalian menyadari bahwa
anda sekalian juga sama seperti saya!
Anda tidak tahu bagaimana caranya memperbaiki lubang pada lapisan ozon kita. Anda tidak tahu bagaiman cara mengembalikan ikan-ikan salmon ke sungai asalnya. Anda tidak tahu bagaimana caranya mengembalikan binatang-binatang yang telah punah. Dan anda tidak dapat mengembalikan hutan-hutan seperti sediakala di tempatnya, yang sekarang hanya berupa padang pasir. Jika anda tidak tahu bagaima cara memperbaikinya. TOLONG BERHENTI MERUSAKNYA!
Disini anda adalah delegasi negara-negara anda. Pengusaha, anggota perhimpunan, wartawan atau politisi, tetapi sebenarnya anda adalah ayah dan ibu, saudara laki-laki dan saudara perempuan, paman dan bibi dan anda semua adalah anak dari seseorang.
Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa kita semua adalah bagian dari sebuah keluarga besar, yang beranggotakan lebih dari 5 milyar, terdiri dari 30 juta rumpun dan kita semua berbagi udara, air dan tanah di planet yang sama, perbatasan dan pemerintahan tidak akan mengubah hal tersebut.
Saya hanyalah seorang anak kecil namun begitu saya tahu bahwa kita semua menghadapi permasalahan yang sama dan kita seharusnya bersatu untuk tujuan yang sama. Walaupun marah, namun saya tidak buta, dan walaupun takut, saya tidak ragu untuk memberitahukan dunia apa yang saya rasakan.
Di negara saya, kami sangat banyak melakukan penyia-nyiaan. Kami membeli sesuatu dan kemudian membuang nya, beli dan kemudian buang. Walaupun begitu tetap saja negara-negara di Utara tidak akan berbagi dengan mereka yang memerlukan. Bahkan ketika kita memiliki lebih dari cukup, kita merasa takut untuk kehilangan sebagian kekayaan kita, kita takut untuk berbagi.
Di Kanada kami memiliki kehidupan yang nyaman, dengan sandang, pangan dan papan yang berkecukupan, kami memiliki jam tangan, sepeda, komputer dan perlengkapan televisi.
Dua hari yang lalu di Brazil sini, kami terkejut ketika kami menghabiskan waktu dengan anak-anak yang hidup di jalanan. Dan salah satu anak tersebut memberitahukan kepada kami: " Aku berharap aku kaya, dan jika aku kaya, aku akan memberikan anak-anak jalanan makanan, pakaian dan obat-obatan, tempat tinggal, cinta dan kasih sayang " .
Jika seorang anak yang berada dijalanan dan tidak memiliki apapun, bersedia untuk berbagi, mengapa kita yang memiliki segalanya masih begitu serakah?
Saya tidak dapat berhenti memikirkan bahwa anak-anak tersebut berusia sama dengan saya, bahwa tempat kelahiran anda dapat membuat perbedaan yang begitu besar, bahwa saya bisa saja menjadi salah satu dari anak-anak yang hidup di Favellas di Rio, saya bisa saja menjadi anak yang kelaparan di Somalia, seorang korban perang timur tengah atau pengemis di India .
Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa jika semua uang yang dihabiskan untuk perang dipakai untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan menemukan jawaban terhadap permasalahan alam, betapa indah jadinya dunia ini.
Di sekolah, bahkan di taman kanak-kanak, anda mengajarkan kami untuk berbuat baik. Anda mengajarkan pada kami untuk tidak berkelahi dengan orang lain, untuk mencari jalan keluar, membereskan kekacauan yang kita timbulkan untuk tidak menyakiti makhluk hidup lain, untuk berbagi dan tidak tamak. Lalu mengapa anda kemudian melakukan hal yang anda ajarkan pada kami supaya tidak boleh dilakukan tersebut?
Jangan lupakan mengapa anda menghadiri konperensi ini, mengapa anda melakukan hal ini, kami adalah anak-anak anda semua. Anda sekalianlah yang memutuskan, dunia seperti apa yang akan kami tinggali. Orang tua seharus nya dapat memberikan kenyamanan pada anak-anak mereka dengan mengatakan, "Semuanya akan baik-baik saja, kami melakukan yang terbaik yang dapat kami lakukan dan ini bukanlah akhir dari segalanya.” Tetapi saya tidak merasa bahwa anda dapat mengatakan hal tersebut kepada kami lagi. Apakah kami bahkan ada dalam daftar prioritas anda semua? Ayah saya selalu berkata, “Kamu akan selalu dikenang karena perbuatanmu, bukan oleh kata-katamu”.
Jadi, apa yang anda lakukan membuat saya menangis pada malam hari. Kalian orang dewasa berkata bahwa kalian menyayangi kami. Saya menantang A N D A , cobalah untuk mewujudkan kata-kata tersebut.
Sekian dan terima kasih atas perhatiannya.
***********
Servern Cullis Suzuki telah membungkam satu ruang sidang Konperensi PBB, membungkam seluruh orang-orang penting dari seluruh dunia hanya dengan pidatonya. Setelah pidatonya selesai serempak seluruh orang yang hadir diruang pidato tersebut berdiri dan memberikan tepuk tangan yang meriah kepada anak berusia 12 tahun itu.
Dan setelah itu, ketua PBB mengatakan dalam pidatonya:
" Hari ini saya merasa sangatlah malu terhadap diri saya sendiri karena saya baru saja disadarkan betapa pentingnya lingkungan dan isinya disekitar kita oleh anak yang hanya berusia 12 tahun, yang maju berdiri di mimbar ini tanpa selembarpun naskah untuk berpidato. Sedangkan saya maju membawa berlembar naskah yang telah dibuat oleh asisten saya kemarin. Saya ... tidak kita semua dikalahkan oleh anak yang berusia 12 tahun ".
*Tolong sebarkan tulisan ini ke semua orang yang anda kenal, bukan untuk mendapatkan nasib baik atau kesialan kalau tidak mengirimkan, tapi mari kita bersama-sama membuka mata semua orang di dunia bahwa bumi sekarang sedang dalam keadaan sekarat dan kitalah manusia yang membuatnya seperti ini yang harus bertindak untuk mencegah kehancuran dunia.
*(Copyright from: Moe Joe Free)
Sumber: Blog Biak Sambas
Kisah Seorang Polisi yang Menilang Sahabat Karibnya
Prit!!!
Di seberang jalan seorang polisi melambaikan tangan memintanya berhenti. Jono menepikan kendaraan agak menjauh sambil mengumpat dalam hati. Dari kaca spion ia melihat siapa polisi itu. Wajahnya tak terlalu asing.
Hey, itu khan Bobi, teman mainnya semasa SMA dulu.
Hati Jono agak lega.
Ia melompat keluar sambil membuka kedua lengannya.
“Hai, Bob. Senang sekali ketemu kamu lagi!”
“Hai, Jon.” Tanpa senyum.
“Duh, sepertinya saya kena tilang nih? Saya memang agak buru-buru.
Istri saya sedang menunggu di rumah.”
“Oh ya?”
Tampaknya Bobi agak ragu. Nah, bagus kalau begitu.
“Bob, hari ini istriku ulang tahun. Ia dan anak-anak sudah menyiapkan segala sesuatunya. Tentu aku tidak boleh terlambat, dong.”
“Saya mengerti. Tapi, sebenarnya kami sering memperhatikanmu melintasi lampu merah di persimpangan ini.”
Oooo, sepertinya tidak sesuai dengan harapan. Jono harus ganti strategi.
“Jadi, kamu hendak menilangku? Sungguh, tadi aku tidak melewati lampu merah. Sewaktu aku lewat lampu kuning masih menyala.”
Aha, terkadang berdusta sedikit bisa memperlancar keadaan.
“Ayo dong Jon. Kami melihatnya dengan jelas. Tolong keluarkan SIM-mu.”
“Halo Jono, Tahukah kamu Jon, aku dulu mempunyai seorang anak perempuan. Sayang, ia sudah meninggal tertabrak pengemudi yang ngebut menerobos lampu merah. Pengemudi itu dihukum penjara selama 3 bulan. Begitu bebas, ia bisa bertemu dan memeluk ketiga anaknya lagi. Sedangkan anak kami satu-satunya sudah tiada. Kami masih terus berusaha dan berharap agar Tuhan berkenan mengkaruniai seorang anak agar dapat kami peluk. Ribuan kali kami mencoba memaafkan pengemudi itu. Betapa sulitnya. Begitu juga kali ini. Maafkan aku Jon. Doakan agar permohonan kami terkabulkan. Berhati-hatilah. (Salam, Bobi)”.
Jono terhenyak. Ia segera keluar dari kendaraan mencari Bobi. Namun, Bobi sudah meninggalkan pos jaganya entah ke mana. Sepanjang jalan pulang ia mengemudi perlahan dengan hati tak menentu sambil berharap kesalahannya dimaafkan.
*Tak selamanya pengertian kita harus sama dengan pengertian orang lain. Bisa jadi suka kita tak lebih dari duka rekan kita. Hidup ini sangat berharga, jalanilah dengan penuh hati-hati.
Sumber: VIVA FORUM
Rabu, 09 November 2011
KEMENANGAN KECIL KOMUNITAS KUAYAN DI DESA MEKAR JAYA
Warga kami dari dulu mencoba untuk tidak mengiyakan pembangunan perkebunan skala besar di kampung kami. Rasanya kami sudah cukup sejahtera dengan komoditas karet, kayu dan padi yang kami miliki selama ini. Kedepan, kami meminta perusahaan segera melakukan tata batas perkebunan mereka yang berbatasan dengan kampung kami", kata Azim Kitung Kepala Desa Mekar Jaya.
Pada bulan Mei tahun lalu, bersama dengan 2,000 masyarakat dari desa lainnya di Kabupaten Sambas, masyarakat Kuayan mendesak Bupati Sambas untuk mencabut ijin lokasi PT Agro Wiratama dari desa mereka. Mereka kemudian terlibat aktif dalam pemetaan wilayah dan diskusi bersama LSM, perusahaan dan Pemkab Sambas.
PT Agro Wiratama adalah anak perusahaan Musim Mas, salah satu anggota RSPO yang sedang mengajukan permohonan pembangunan perkebunan kelapa sawit . Sebagai forum kelapa sawit lestari, RSPO mewajibkan anggotanya untuk mentaati aturan perundang-undangan dan menghormati pilihan masyarakat setempat sebelum melakukan pembangunan perkebunan kelapa sawit.
Syarat-syarat RSPO bagi anggotanya yang melakukan pembangunan baru perkebunan berpengaruh langsung atas terpenuhinya tuntutan enclave lahan masyarakat Kuayan, kata Laili Khairnur, Direktur Lembaga Gemawan. Dari catatan Lembaga Gemawan dan KRB, konflik lahan terjadi hampir di semua perkebunan milik anggota RSPO di Kabupaten Sambas.
Menurut Salman, Koordinator KONTAK Rakyat Borneo (KRB), dari 19 perkebunan kelapa sawit yang sedang beroperasi di Sambas, 17 diantaranya adalah anggota RSPO, mereka bagian perusahaan Duta Palma, Gandaerah Hendana, Musim Mas, Wilmar International, Sampoerna Agro, Indofood Agri, Tanjung Rhu. Kami mendesak RSPO untuk memberlakukan prosedur sama bagi perusahaan-perusahaan ini.
Sumber: http://www.gemawan.org
MENUJU SAMBAS TRIGAS
Terlepas dari isu korupsi badan anggaran atau panitia anggaran disenayan tentunya besar harapan kita di Kabupaten Sambas tercinta ini tidak terjadi hal yang demikian memalukan insyaAllah. akan tetapi mungkin terdapat beberapa pesan yang harus diingat mengenai sejauh mana uang rakyat dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Refleksi dari sejauh mana anggaran APBD berperan dalam menunjang kesejahteraan masyarakat dapat kita lihat secara kasat mata dari banyaknya program pembangunan baik itu berupa fisik dan non fisik. Secara garis besar kita menyaksikan bagaimana dareah kita ini berbenah dengan membangun infrastruktur yang memadai dalam menunjang kegiatan ekonomi rakyat kecil. namun tentu saja terdapat beberapa kelemahan yang nampak, hal ini mungkin tidak tercapai dikarenakan minimnya anggaran yang kita miliki, akan tetapi pada tahun kedepannya kita menginginkan kelemahan atau kekurangan tersebut dapat segera ditutupi. Terdapat beberapa skala prioritas yang harus segera dibenahi oleh pemerintah pada hari ini, diantaranya adalah menyempurnakan infrastuktur sebagai penunjang kegiatan perekonomian.
Kita memahami untuk daerah Kecamatan Sajad mungkin masih belum melahirkan putra daerahnya untuk menjadi salah satu anggota dewan kabupaten sambas,akan tetapi bukan berarti tidak ada yang layak untuk memperjuangkan perbaikan kondisi jalan yang menghubungkan Kecamatan Sajad, Sejangkung dan Sambas. Telah bertahun-tahun masyarakat Sajad menikmati jalan yang tak kunjung diperbaiki secara permanen, kondisi jalan yang sangat memprihatinkan mengakibatkan tersendatnya kegiatan perekonomian di daerah tersebut, serta daerah lain yang dilewati jalan sejangkung yang hancur lebur itu. padahal potensi alam dan perkebunan didaerah ini sangat menjanjikan sebagai penghasil karet dan lain-lain. Masyarakat di daerah ini tidak bisa melakukan kegiatan perekonomian pada malam hari dikarenakan jalan yang rusak parah dan minimnya penerangan jalan hanya saja mengandalkan angkutan massif berupa motor air pada pagi hari, hal ini tentu tidak efektif sama sekali.
Besarnya ekspektasi masyarakat Kabupaten Sambas pada jalannya tata kehidupan yang lebih baik juga terlihat pada geliat pertumbuhan masyarakat ekonomi menengah kebawah, perlahan tapi pasti kita melihat pertumbuhan usaha ekonomi mikro yang bertaburan di kota Sambas dan Kecamatan lain seperti di Pemangkat, Tebas, Selakau dll. Hal ini harus juga ditopang dengan bantuan pemerintah pada masyarakat pengusaha kecil seperti pedagang kaki lima, nelayan dan petani.
Perlu adanya program pemberdayaan ekonomi kerakyatan dengan menciptakan kondisi dimana masyarakat pelaku usaha kecil dapat dengan mudah memperoleh modal usaha.dan dibidang perkebunan serta pertanian, pemerintah harus menjaga stabiltas harga produk unggulan seperti karet dengan cara menarik investor lebih banyak lagi, sehingga para petani tidak berharap pada satu perusahaan yaitu PT Sumber Djantin untuk menjual karet hasil kebun mereka. perjelas atau buat produk hukum untuk permasalahan BBM bersubsidi bagi nelayan, bila perlu bangun kios khusus yang dikelola oleh kelompok nelayan untuk menjual BBM bersubsidi khusus nelayan. pemerintah juga harus harus memperbaiki dan menjaga kewibawaannya pada masyarakat luas dengan menciptakan imej yang lebih baik. Segera selesaikan segala macam bentuk proyek pembangunan sektor fisik yang hampir menjadi mimpi.
Sekarang kita hanya bisa menunggu dan berharap semoga penyusunan dan implementasi APBD Kabupaten Sambas kedepannya akan dapat benar-benar menjadi pondasi kuat kesejahteraan rakyat Sambas seluruhnya. Amin
Sumber: Annoymu Datok Roasi
Selasa, 08 November 2011
SAPRAHAN (MAKAN BERSAMA)
Saprahan dalam adat istiadat melayu berasal dari kata saprah yang secara harfiah berarti berhampar, yaitu budaya makan bersama dengan cara duduk lesehan atau bersila di atas lantai secara berkelompok yang tersiri dari 6 orang dalam satu kelompoknya. Tradisi makan saprahan memiliki makna duduk sama rendah berdiri sama tinggi ini, Prosesi Saprahan begitu kental dengan makna filosofis yang intinya menekankan pentingnya kebersamaan, keramahtamahan, kesetiakawanan sosial, serta persaudaraan.
Budaya saparahan ini masih banyak kita temui di daerah pinggiran terutama pada acara acara perkawinan tradisional. Para tamu undangan biasanya hadir dengan berbaju telok belanga' atau memakai jas dan sarung. Mereka duduk bersama sama undangan lain di tarup (tempat khusus undangan yang berbentuk bangunan memanjang) secara berhadapan memanjang mengikuti arah tarup.
Para pelayan yang membawa saprahan juga memakai pakaian khusus yang seragam. Mereka akan mengatur hidangan yang dibawa dengan urutan tertentu; pertama piring dan tempat cuci tangan, kedua nasi, ketiga lauk pauk dan terakhir air minum/makanan penutup. Dalam mengatur saparahan ini, tamu yang berada di ujung tarup (biasanya undangan khusus, atau mereka yang dihormati) akan diantar saprahan lebih dahulu, begitu seterusnya hingga tamu yang paling akhir. Setelah itu barulah pemimpin acara atau tuan rumah mempersilahkan para tamu untuk makan. Setelah acara makan saprahan selesai, biasanya pemimpin tarup (pak Lebai) akan membaca do'a salawat sebagai tanda bahwa undangan sudah boleh pulang. Seiring dengan perkembangan Zaman, budaya makan saprahan ini mulai ditinggalkan karena dianggap terlalu ruwet dan tidak praktis, lantaran untuk acara saprahan tentu diperlukan banyak piring dan gelas, serta tenaga pelayan, sehingga orang sekarang lebih senang memakai cara prasmanan yang diangap lebih praktis.
Minggu, 06 November 2011
Kisah Tan Nunggal dan Bujang Nadi Dare Nandung
Pada zaman dahulu setiap keturunan Sultan pasti di panggil dengan sebutan “Tan”, kebetulan bayi yang di temukan di dalam rumpun bambu tersebut memiliki gigi yang aneh kalau di bandingkan dengan manusia biasa atau manusia normal. Dari rahang kiri sampai rahang kanan gigi bayi tersebut menyatu seolah-olah hanya memiliki satu gigi atau sering di sebut dengan gigi tunggal, padahal kalau manusia biasa giginya tidak mungkin menyatu atau terdiri dari beberapa buah gigi, sehingga bayi tersebut di beri nam Tan Nunggal.
Tan Nunggal dibesarkan di lingkungan istana Sambas layaknya seperti anak sendiri, sehingga TanNunggal menjadi tumbuh dewasa dengan gagah berani dan dipercaya akan menggantikan posisi bapaknya (sultan Sambas) memimpin kerajaan Sambas. Pada saat TanNunggal memerintah kerajaan Sambas dia menyunting rakyat biasa menjadi istrinya dan dikaruniai dua orang anak, yaitu laki-laki dan perempuan, yang laki-laki diberi nama Nadi dan yang perempuan diberi nama Nandong. Dalam kebiasaan masyarakat Sambas biasanya anak laki-laki sering dipanggil dengan sebutan Bujang dan yang perempuan dipanggil dengan sebutan Dare, maka jelaslah anak tersebut dipanggil dengan Bujang Nadi dan Dare Nandong. Pada saat TanNunggal berkuasa di Sambas, raja TanNunggal terkenal dengan raja yang kejam karena sifatnya yang sombong dengan rakyat. Dia memimpin dengan sewenang-wenang, apa yang ia katakan dan semua keinginannya harus dilaksanakan walaupun hal tersebut dibenci oleh rakyat Sambas, banyak hal yang terjadi sehingga TanNunggal dikatakan raja yang kejam dan zalim. Pernah pada suatu saat rakyat Sambas digemparkan dengan kejadian yang sangat mengejutkan sampai-sampai TanNunggal dikatakan manusia setengah siluman. Pada saat ia memimpin TanNuanggal paling senang makan sambal asam, pada hari itu tukang masak kerajaan atau tukang buat sambal asam terlambat membuat sambal asam, sedangkan jam makan siang TanNunggal sudah sebentar lagi, jadi si tukang masak tergesa-gesa untuk membuat sambal asam untuk TanNunggal sedangkan dia sudah tahu bahwa TanNunggal tidak mau memakan tanpa sambal asam bahkan TanNunggal bisa marah, begitu takut dimarah TanNunggal si tukang masak tergesa-gesa untuk membuat sambal asam sampai-sampai jari kelingkingnya teriris lalu darahnya menetes ke dalam sambal asam yang dibuat tadi, karena waktu yang sudah sangat singkat lalu si tukang masak itu langsung mengaduk darah yang menetes tadi ke dalam sambal asam yang ia buat karena ia berpikir tidak sempat lagi membuat sambal asam yang baru. Sambal asam tersebut langsung disajikan di meja makan TanNunggal, begitu memakan sambal tersebut TanNunggal sangat kenyamanan dia berpikir “Mengapa ya sambal asam pada hari ini sangat enak berbeda dengan hari biasanya”. Lalu TanNunggal bertanya kepada si tukang masak. Si tukang masak pun tidak berani untuk berbohong, ia menceritakan bahwa sambal asam itu sudah bercampur dengan darahnya sendiri. Semenjak kejadian itu TanNunggal memerintahkan kepada tukang masak setiap kali membuat sambal asam harus dicampur dengan darah manusia.
Kembali ke cerita Bujang Nadi dan Dare Nandong, pada masa hidupnya Bujang Nadi sangat suka memelihara ayam jago dan Dare Nandong paling suka untuk menenun kain sampai-sampai dia pernah mendapatkan hadiah berupa mesin tenun yang berlapis emas, tiap hari Bujang Nadi dan Dare Nandong hanya diperbolehkan bermain berdua saja melainkan hanya berteman dengan ayam jago dan alat tenun milik Dare Nandong karena TanNunggal sangat membenci mereka jika dia berteman dengan rakyat biasa. Pada suatu kejadian, ketika Bujang Nadi dan Dare Nandong sedang asik barmain di taman istana tanpa sadar mereka di intip oleh seorang pengawal istana, tepat pada saat itu Bujang Nadi dan Dare Nandong sedang asik bercerita tentang perkawinan.
Bujang Nadi : dik, jika kamu ingin mencari pasangan hidup. Pasangan hidup seperti apa yang kamu idamkan?
Dare Nandong : adik sangat mengharapakan, nanti calon suami adik mirip dangan abang, baik itu dari segi gantengnya, gagahnya, dan sikapnya harus seperti abang. Sedangkan abang, istri seperti apa yang abang inginkan?
Bujang Nadi : abang juga berkehendak demikian, abang sangat mengharapkan istri abang nantinya seperti adik cantiknya dan tentunya hati istri abang juga seperti adik lembutnya.
Sumber: http://biacksambas.blogspot.com
Pencerita : M. Alwi
Sabtu, 05 November 2011
FACEBOOK BUKAN TUHAN
Sering kita melihat bahkan mungkin kita sendiri pun sering melakukannya yaitu berdo'a atau menulis status memohon sesuatu kepada Tuhan di FACEBOOK, padahal kita tau bahwa FB bukanlah Tuhan. Tapi mengapa sekarang kita lebih sering berdo'a di FB ketimbang berdo'a di masjid atau pada waktu sholat, padahal do'a yang manjur atau lebih didengar olehNya adalah do'a yang kita panjatkan setelah sholat. Teknologi dan modernisasi memang tidak salah tapi jika kita lengah hal itu sering membuat kita lupa siapa diri kita. Jadi marilah kawan-kawan kita menyadari hal itu dan jangan sampai kemajuan teknologi mebutakan hati kita dan menyesatkan kita lebih jauh.