
Sumber: Gustavo
Kain tenun Sambas yang memiliki keunikan mulai diperkenalkan kepada masyarakat dunia. Potensi tersebut mendapat perhatian PT Garuda Indonesia yang berkomitmen melakukan pendampingan dan pembinaan.
Potensi seperti ini harus kita jaga dan kembangkan sehingga memiliki potensi dan kualitas baik agar mudah dipasarkan, kata Okke Hatta Radjasa, Ketua Cita Tenun Indonesia (CTI) ketika meninjau sentra kerajinan tenun Sambas di Desa Semberang Kabupaten Sambas. Okke didampingi Bupati Sambas Hj Juliarti Djuhardi Alwi dan Sandrina Emirsyah Satar istri Direktur Garuda Indonesia pusat serta para pegawai PT Garuda dan pejabat di lingkungan Pemkab Sambas.
Menurut Okke, Kabupaten Sambas berbatasan dengan Malaysia dan tidak jauh dari Negara Brunei Darussalam. Kondisi ini akan sangat membantu pengembangan kain tenun Sambas, kata Okke yang istri Menteri Koordinator Perekonomian ini.
Dijelaskan Okke, binaan PT Garuda diberikan kesempatan mengembangkan hasil kerajinannya serta dapat melihat langsung manfaatnya untuk meningkatkan mutu dan kualitas tenun yang diolah. “Jika hasilnya bagus maka harganya juga akan bagus. Ini perlu kita kemas dengan baik, sehingga tenun Sambas bisa dikenal luas,” ujar Okke.
Pada Mei lalu, kata Okke, tenun sambas sudah diperkenalkan di London dan selanjutnya dipromosikan di Metro Departemen Store. “Saya akan merasa sangat bersalah apabila saya tidak bisa turut berbagi dalam memajukan potensi daerah, apalagi Kabupaten Sambas memiliki potensi tenun yang menarik,” kata dia.
Dia berharap tenun Sambas bisa semakin maju dan berkembang, terlebih dengan kerja sama pembinaan dari CTI dan PT Garuda. “Semoga bisa memberikan yang terbaik bagi kemajuan tenun daerah,” katanya.
Bupati Sambas Hj Juliarti mengucapkan terima kasih atas pembinaan yang diberikan CTI dan PT Garuda. Pembinaan yang dilakukan tidak saja pelatihan, melainkan turut mempromosikan kain Sambas yang memiliki beberapa motif yang khas, salah satunya Pucuk Rebung. Dengan adanya pelatihan dan pembinaan serta promosi yang dilakukan CTI dan PT Garuda Indonesia dapat memajukan tenun Sambas di tingkat Nasional, harap Juliardi.
Direktur ESDM dan Umum PT Garuda, Heriyanto Agung Putra kepada sejumlah media mengatakan, pihak Garuda berkomitmen melangsungkan program yang telah digelontorkan khususnya di Sambas.
PT Garuda Setiap tahunnya telah menjalankan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). “Potensi pengembangan tenun Sambas cukup menjanjikan, meskipun perlu dikembangkan lagi dari segi produksi maupun kualitasnya,” kata Heriyanto.
Sumber: Equator
Pada bulan Mei tahun lalu, bersama dengan 2,000 masyarakat dari desa lainnya di Kabupaten Sambas, masyarakat Kuayan mendesak Bupati Sambas untuk mencabut ijin lokasi PT Agro Wiratama dari desa mereka. Mereka kemudian terlibat aktif dalam pemetaan wilayah dan diskusi bersama LSM, perusahaan dan Pemkab Sambas.
PT Agro Wiratama adalah anak perusahaan Musim Mas, salah satu anggota RSPO yang sedang mengajukan permohonan pembangunan perkebunan kelapa sawit . Sebagai forum kelapa sawit lestari, RSPO mewajibkan anggotanya untuk mentaati aturan perundang-undangan dan menghormati pilihan masyarakat setempat sebelum melakukan pembangunan perkebunan kelapa sawit.
Syarat-syarat RSPO bagi anggotanya yang melakukan pembangunan baru perkebunan berpengaruh langsung atas terpenuhinya tuntutan enclave lahan masyarakat Kuayan, kata Laili Khairnur, Direktur Lembaga Gemawan. Dari catatan Lembaga Gemawan dan KRB, konflik lahan terjadi hampir di semua perkebunan milik anggota RSPO di Kabupaten Sambas.
Menurut Salman, Koordinator KONTAK Rakyat Borneo (KRB), dari 19 perkebunan kelapa sawit yang sedang beroperasi di Sambas, 17 diantaranya adalah anggota RSPO, mereka bagian perusahaan Duta Palma, Gandaerah Hendana, Musim Mas, Wilmar International, Sampoerna Agro, Indofood Agri, Tanjung Rhu. Kami mendesak RSPO untuk memberlakukan prosedur sama bagi perusahaan-perusahaan ini.
Sumber: http://www.gemawan.org
Terlepas dari isu korupsi badan anggaran atau panitia anggaran disenayan tentunya besar harapan kita di Kabupaten Sambas tercinta ini tidak terjadi hal yang demikian memalukan insyaAllah. akan tetapi mungkin terdapat beberapa pesan yang harus diingat mengenai sejauh mana uang rakyat dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Refleksi dari sejauh mana anggaran APBD berperan dalam menunjang kesejahteraan masyarakat dapat kita lihat secara kasat mata dari banyaknya program pembangunan baik itu berupa fisik dan non fisik. Secara garis besar kita menyaksikan bagaimana dareah kita ini berbenah dengan membangun infrastruktur yang memadai dalam menunjang kegiatan ekonomi rakyat kecil. namun tentu saja terdapat beberapa kelemahan yang nampak, hal ini mungkin tidak tercapai dikarenakan minimnya anggaran yang kita miliki, akan tetapi pada tahun kedepannya kita menginginkan kelemahan atau kekurangan tersebut dapat segera ditutupi. Terdapat beberapa skala prioritas yang harus segera dibenahi oleh pemerintah pada hari ini, diantaranya adalah menyempurnakan infrastuktur sebagai penunjang kegiatan perekonomian.
Kita memahami untuk daerah Kecamatan Sajad mungkin masih belum melahirkan putra daerahnya untuk menjadi salah satu anggota dewan kabupaten sambas,akan tetapi bukan berarti tidak ada yang layak untuk memperjuangkan perbaikan kondisi jalan yang menghubungkan Kecamatan Sajad, Sejangkung dan Sambas. Telah bertahun-tahun masyarakat Sajad menikmati jalan yang tak kunjung diperbaiki secara permanen, kondisi jalan yang sangat memprihatinkan mengakibatkan tersendatnya kegiatan perekonomian di daerah tersebut, serta daerah lain yang dilewati jalan sejangkung yang hancur lebur itu. padahal potensi alam dan perkebunan didaerah ini sangat menjanjikan sebagai penghasil karet dan lain-lain. Masyarakat di daerah ini tidak bisa melakukan kegiatan perekonomian pada malam hari dikarenakan jalan yang rusak parah dan minimnya penerangan jalan hanya saja mengandalkan angkutan massif berupa motor air pada pagi hari, hal ini tentu tidak efektif sama sekali.
Besarnya ekspektasi masyarakat Kabupaten Sambas pada jalannya tata kehidupan yang lebih baik juga terlihat pada geliat pertumbuhan masyarakat ekonomi menengah kebawah, perlahan tapi pasti kita melihat pertumbuhan usaha ekonomi mikro yang bertaburan di kota Sambas dan Kecamatan lain seperti di Pemangkat, Tebas, Selakau dll. Hal ini harus juga ditopang dengan bantuan pemerintah pada masyarakat pengusaha kecil seperti pedagang kaki lima, nelayan dan petani.
Perlu adanya program pemberdayaan ekonomi kerakyatan dengan menciptakan kondisi dimana masyarakat pelaku usaha kecil dapat dengan mudah memperoleh modal usaha.dan dibidang perkebunan serta pertanian, pemerintah harus menjaga stabiltas harga produk unggulan seperti karet dengan cara menarik investor lebih banyak lagi, sehingga para petani tidak berharap pada satu perusahaan yaitu PT Sumber Djantin untuk menjual karet hasil kebun mereka. perjelas atau buat produk hukum untuk permasalahan BBM bersubsidi bagi nelayan, bila perlu bangun kios khusus yang dikelola oleh kelompok nelayan untuk menjual BBM bersubsidi khusus nelayan. pemerintah juga harus harus memperbaiki dan menjaga kewibawaannya pada masyarakat luas dengan menciptakan imej yang lebih baik. Segera selesaikan segala macam bentuk proyek pembangunan sektor fisik yang hampir menjadi mimpi.
Sekarang kita hanya bisa menunggu dan berharap semoga penyusunan dan implementasi APBD Kabupaten Sambas kedepannya akan dapat benar-benar menjadi pondasi kuat kesejahteraan rakyat Sambas seluruhnya. Amin
Sumber: Annoymu Datok Roasi