Selamat Datang Di Insanak Kitte Blog. Terima Kasih Atas Kunjungannya

Selasa, 08 November 2011

SAPRAHAN (MAKAN BERSAMA)

Bagi masyarakat Melayu, khususnya Sambas dan Singkawang tentu tidak asing lagi dengan budaya SAPRAHAN atau MAKAN BESAPRAH.

Saprahan dalam adat istiadat melayu berasal dari kata saprah yang secara harfiah berarti berhampar, yaitu budaya makan bersama dengan cara duduk lesehan atau bersila di atas lantai secara berkelompok yang tersiri dari 6 orang dalam satu kelompoknya. Tradisi makan saprahan memiliki makna duduk sama rendah berdiri sama tinggi ini, Prosesi Saprahan begitu kental dengan makna filosofis yang intinya menekankan pentingnya kebersamaan, keramahtamahan, kesetiakawanan sosial, serta persaudaraan.

Budaya saparahan ini masih banyak kita temui di daerah pinggiran terutama pada acara acara perkawinan tradisional. Para tamu undangan biasanya hadir dengan berbaju telok belanga' atau memakai jas dan sarung. Mereka duduk bersama sama undangan lain di tarup (tempat khusus undangan yang berbentuk bangunan memanjang) secara berhadapan memanjang mengikuti arah tarup.

Para pelayan yang membawa saprahan juga memakai pakaian khusus yang seragam. Mereka akan mengatur hidangan yang dibawa dengan urutan tertentu; pertama piring dan tempat cuci tangan, kedua nasi, ketiga lauk pauk dan terakhir air minum/makanan penutup. Dalam mengatur saparahan ini, tamu yang berada di ujung tarup (biasanya undangan khusus, atau mereka yang dihormati) akan diantar saprahan lebih dahulu, begitu seterusnya hingga tamu yang paling akhir. Setelah itu barulah pemimpin acara atau tuan rumah mempersilahkan para tamu untuk makan. Setelah acara makan saprahan selesai, biasanya pemimpin tarup (pak Lebai) akan membaca do'a salawat sebagai tanda bahwa undangan sudah boleh pulang. Seiring dengan perkembangan Zaman, budaya makan saprahan ini mulai ditinggalkan karena dianggap terlalu ruwet dan tidak praktis, lantaran untuk acara saprahan tentu diperlukan banyak piring dan gelas, serta tenaga pelayan, sehingga orang sekarang lebih senang memakai cara prasmanan yang diangap lebih praktis.

Suber: http://singkawangharmony.blogspot.com

2 komentar:

  1. Itoklah budaye kitte yang perlu dilestarikan

    BalasHapus
  2. Setuju Long, karne saprahan merupakan salah satu budaye kitte yang memiliki makne yang sarat dengan kebersamaan dan kesetiakawanan sosial, jadi perlu kite lestarikan budaye itok Long.

    BalasHapus

Silahkan ketik komentar anda pada kolom di bawah ini